beberapa hari yang lalu saya sempat mendapatkan sebuah
pertanyaan tentang pendidikan yang ada di Indonesia dari guru bahasa
Inggris saya. pertanyaannya adalah,’ apa yang kamu ketahui tentang
pendidikan Indonesia? dan apa yang kamu bayangkan 20 tahun lagi tentang
pendidikan Indonesia?’
sebelum saya berkicau panjang lebar tentang pendidikan, mari
kita telaah dulu tentang pendidikan itu sendiri. dari buku yang sedang
saya baca karya Ki Hadjar Dewantara,
pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak
perlu ditegaskan bahwa pendidikan hanya memiliki hak untuk
menuntun hidup seseorang anak, seharusnya tidak lebih, bahkan tidak
boleh mendorong seorang anak menjadi sesuatu yang mereka tidak inginkan.
dari sini, saya dapat merasakan bahwa makna pendidikan
sendiri telah bergeser dari arti harfiahnya. saat mendapatkan pendidikan
kita bukan dituntun tapi di arahkan untuk menjadi sesuatu. saya
tidak boleh ini, tidak boleh itu, saya salah, saya benar, semuanya
diarahkan, hingga saya merasa menjadi seperti robot. inikah pendidikan
yang seharusnya saya dapatkan? dari sini, saya mencoba menjawab
pertanyaan dari guru bahasa inggris saya. yang saya ketahui tentang
pendidikan Indonesia adalah, sistem pendidikan Indonesia membuat
anak-anak Indonesia menjadi robot-robot, menjadi manusia tanpa hasrat,
tak punya kemauan untuk melakukan yang dia inginkan. padahal nyatanya
dalam UU Sisdiknas, sudah tertera pasal-pasal yang jika
terimplementasikan dengan baik, kata seorang teman, Indonesia akan
menjadi negara dengan sumber daya manusia terbaik. seperti bunyi pasal 3
UU Sisdiknas dibawah ini,
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3)
pak Anies Baswedan-pun bernah berkata bahwa manusia
terdidik, tercerahkan dan berintegritas adalah asset utama Republik
Indonesia. masa depan dibangun dengan mencerdaskan manusianya. jika
pendidikan Indonesia berhasil mendidik manusia-manusia Indonesia
menjadi SDM yang berkualitas, Indonesia pasti mengalahkan Jepang.
sayangnya sampai saat ini, permasalahan pendidikan Indonesia tidak
sekedar di implementasinya UU Sisdiknas di dunia pendidikan, tapi juga
penyebaran guru-guru yang berkualitas yang sadar tentang pendidikan yang
baik itu seperti apa juga tidak merata.
pernah saya mendengar suatu kenyataan, ada seorang aktivis
pendidikan, saya lupa siapa namanya, berbicara di pemutara Film Tan
Malaka dalam pemikirannya tentang pendidikan, bahwa saat ini penyebaran
guru-guru baik itu tidak sampai di seluruh Indonesia, akibatnya sekolah
berlabel unggulan mendapatkan guru-guru dan fasilitas yang baik pula
tentunya, sedangkan sekolah yang biasa-biasa saja akan mendapatkan
guru-guru yang biasa saja, dan sekolah berlabel ‘kurang’ juga akan
mendapatkan guru yang tidak sebaik guru di sekolah unggulannya.
akibatnya, anak-anak yang mampu masuk sekolah unggulan dengan
tingkat IQ yang tinggi akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik
dibandingkan anak-anak yang hanya mampu bersekolah di tempat biasa.
harusnya pendidikan Indonesia bisa jadi solusi atas
tantangan-tantangan di negara ini, pendidikan juga lah yang menjadi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, pendidikan juga yang mengkader
manusia-manusia Indonesia, sehingga memiliki karakter. sayangnya lagi,
pendidikan, baik sistem maupun pelengkapnya masih belum berhasil membuat
ini menjadi nyata. sekolah sebagai wadah penyampaian pendidikan, belum
berhasil membuat pendidikan menjadi pendidikan sesungguhnya, sekolah
membatasi ruang gerak-ruang gerak anak-anak Indonesia, membenarkan yang
salah, dan menyalahkan yang benar, anak-anak tidak dibiarkan menggunakan
imajinasinya.
tapi jangan lupa masalah pendidikan ini bukan hanya tanggung
jawab pemerintah sebagai organisasi yang mengatur segalanya di negara
ini, rakyat sebagai bagian dari negara ini juga memiliki porsi untuk
membantu keberjalanan sistem pendidikan yang ideal, mulai dari keluarga,
lebih dulu, lingkungan sekitar, baru porsi sekolah. bahkan pendidikan
paling melekat kepada seseorang anak itu adalah pendidikan dalam
keluarganya, baru kemudian sekolah dan lingkungannya. seperti kata Pak
Anies (lagi), education starts from home. be a prepared parent. negara ini juga memiliki janji kemerdekaan tentang pendidikan yang tercantum pada
UUD 1945, yaitu salah satunya ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.
maka mulai dari detik ini juga, marilah masing-masing dari
diri kita menyadarkan bahwa kita memiliki peranan penting dari
keberjalanan pendidikan di Indonesia, karena tiap-tiap dari kita
memiliki tanggung jawab, minimal dari ‘rumah’ kita masing-masing,
kemudian baru lingkungan sekitar.
terimakasih yang sudah membaca sedikit kicauan di kepala saya
tentang pendidikan, tulisan ini dibuat untuk mengingkatkan tentang Hari
Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal setiap 2 Mei, mari kita
renungkan kembalinya pentingnya pendidikan bagi negara dan besarnya jasa
Ki Hadjar Dewantara (dan pahlawan-pahlawan lain seperti Tan Malaka,
Butet Manurung, Anies Baswedan, dan guru-guru kita) yang telah berjuang
keras untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan Indonesia. semoga
pendidikan Indonesia ke depannya lebih baik lagi dari
sebelum-sebelumnya, sehingga menghasilkan orang-orang terdidika yang
mampu memimpin negara ini ke arah yang lebih baik. amin!
gambar milik : komunitas pojok pendidikan
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/11/tentang-pendidikan-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar